Yamaha Byson Produk Cacat? Ah, masak?

Sebuah situs berita mensinyalir Byson sebagai produk cacat atau paling tidak sebagian produknya sebagai cacat. Hal ini bukan tanpa alasan, namun berdasarkan masuknya berbagai keluhan terhadap fitur2 motor ini.

Sebagai pengguna Byson tentu saja penulis ingin mengecek dan membandingkan apakah Byson penulis juga termasuk produk cacat juga. Apa saja kecacatan yang ditemukan itu. Mari kita lihat satu-satu dan lihat pula apakah Byson penulis termasuk kedalamnya?

1. Per kopling mudah patah. Byson penulis sudah dipakai sejak April 2012 sampai sekarang baik-baik saja. Tapi memang rasanya ada yang kurang benar dari kopling ini. Rasanya kok kurang mantap dan sulit memainkannya untuk mendapatkan torsi.

2. Stelan klep terlalu longgar, akibatnya tarikannya kurang yahud. Wah, nda tahu ya. Byson penulis sudah tidak standar. Sudah dikorek sedikit melalui porting polish (lihat tulisan terdahulu), sudah ganti knalpot dan CDI racing (lihat tulisan terdahulu) sehingga tidak dapat dibandingkan begitu saja dengan Byson standar pabrik

3. Rembesan oli pada tutup bak oli. Artinya oli suka merembes karena tutupnya kurang rapat. Byson penulis tidak mempunyai keluhan ini. Tutupnya rapat pat pat.

4. Rembesan oli di sok breker depan. Artinya oli di front fork keluar dan mengotori batang fork. Byson penulis mulus tanpa noda oli, berarti aman ya.

5. Sok breker depan terlalu keras. Waduh susah kalau tidak ada pembanding. Tapi sejauh ini Byson penulis fine-fine aja. Sok nya kan besar, keren dan rasanya sih cukup lembut.

Sampai saat ini (mudah-mudahan untuk bertahun-tahun kedepan) Byson penulis normal dan sesuai dengan yang dijanjikan. Produk Yamaha memang bagus dan pantes lah menggendong tekad “semakin didepan”.

Hanya ada satu yang ngeganjel di hati penulis (jadi curhat nih). Byson penulis cuman sekali saja menggelinding masuk ke bengkel resmi Yamaha. Itu pun ketika ganti oli pertama kali. Kenapa? Kayaknya (kayaknya lho) penulis merasakan keramahan atau rasa welcome dari mekanik Yamaha langsung melorot jadi kurang ramah (atau tidak seramah sebelumnya) begitu tahu Byson penulis tidak standar lagi. Kok rasanya (mudah-mudahan penulis yang salah dan terlalu sensitif) mereka nggak suka melayani motor Yamaha yang sudah dioprek dan dikorek. Padahal penuliskan bersedia membayar bila memang harus. Karena itu Byson penulis juga gak sudi menggelinding ke bengkel resmi Yamaha lagi (lha, kok ngambek?).